_a posteriori_

Mendekatlah kau padaku
Cinta yang tajam
Mencedera di dalam dada
Sebentar saja
Waktuku mungkin tak lagi lama

Karena kita tidak tahu lelatu terakhir mana yang melompat dari mataku yang berhasil mencapai pipimu 
Menjentik naik dan mendebu
Memiang halus di osikel telingamu

Sungguh api ini membunuhku sesunyi rahasia
Dengan halaman buku cerita dan helai-helai bulu mata
Bisikan nubuat dan jampi-jampi mimpi
Puisi dan gambar-gambar panorama

Nyala ini membiarkanku sendiri dijilat upaya melupa hingga nyaris gila rasanya

Lalu anggap saja tadi kita bertemu
Di setiap kota
Di setiap laut
Di setiap cangkir kopi
Di setiap lirik lagu dangdut
Dan kita pun berpeluk secara lebih maut
Dari rindu

Leave a comment